Selamat Datang

Semoga blog ini menjadi wadah sharing & kreatifitas siswa/siswi SMK Negeri 1 Banjar dan untuk yang ingin blognya ditampilkan, kirimkan Nama, Kelas dan Alamat Blog ke Email : indra.smkn1banjar@gmail.com/ 6562752654200023

SMK Nesaba

Wednesday, 16 November 2011

Desain Instruksional: Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Berbasis TIK

Oleh : Iqbal F. Rakhmat 
Arsitek membuat gedung bertingkat agar dapat digunakan oleh banyak kantor atau mungkin apartemen. Tentu saja memanfaatkan teknologi dalam membangunnya. Untuk membuat gedung, terdapat pelaku yang telah terlatih, yakni arsitek, insinyur, dan pekerja bangunan. Pelaku kemudian memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan gedung tersebut.
Jika Anda berfikir bahwa hanya diperlukan pelaku yang terlatih dan teknologi untuk membuat gedung, mungkin gedung itu tidak akan dapat berdiri dengan kokoh. Terdapat satu komponen yang merupakan kewajiban bagi para pembuat gedung, yakni cetak biru atau rancangan bagaimana mendesain, membangun, dan menjaga agar gedung tersebut berdiri dengan kokoh sesuai dengan apa yang direncanakan.
Berkaitan dengan pembelajaran, kita memiliki pendidik yang telah terlatih memanfaatkan TIK dan teknologi yang mendukung pembuatan bahan ajar. Sama halnya dengan pembuatan gedung, pendidik yang terlatih dan teknologi tidak menjamin terlaksananya pembelajaran berbasis TIK. Diperlukan sebuah rancangan agar dapat melaksanakan pembelajaran berbasis TIK yang efektif.

Rancangan tersebut dalam e-Learning atau pembelajaran berbasis TIK disebut dengan Instructional System Design (ISD) atau desain instruksional. Desain Instruksional adalah sebuah proses yang diperlukan dalam mendesain, mengembangkan, dan menerapkan kegiatan pembelajaran (Carliner, Ribeiro, & Boyd). Desain Instruksional merupakan suatu proses untuk memandu pelaku (aktor) untuk mendesain, mengembangkan, menerapkan konten e-Learning dengan memanfaatkan infrastruktur dan aplikasi e-Learning yang tersedia.
Terdapat berbagai macam model desain instruksional, banyak model yang bermuara dari model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Kelima tahapan tersebut merupakan panduan bagi para pembuat konten e-Learning agar dapat menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil optimal. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai model ADDIE dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis TIK atau e-Learning.
Tahap Analysis (Analisis)
Pada tahap analisis, pendidik menjadi penyelidik. Mencari tahu hal-hal berikut:
• Apakah tujuan dari pembuatan bahan ajar berbasis TIK ini?
• Apa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai?
• Pengetahuan apa saja yang telah dimiliki oleh peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan?
• Siapakah yang akan menggunakan bahan ajar berbasis TIK ini dan seperti apa karakteristik mereka?
• Bagaimana cara penyampaiannya?
• Dari segi pedagogis, apa yang perlu diperhatikan untuk pembelajaran online?
• Sampai kapan batas waktu pengerjaan ini?
Hasil akhir dari tahap analisis adalah pengetahuan mengenai kondisi awal dan informasi mengenai perencanaan seperti apa yang perlu dibuat.
Tahap Design (Desain)
Pada tahap desain, pendidik merupakan perencana. Pendidik mengambil seluruh informasi dari tahap analisis dan memulai proses kreatif dari merancang bahan ajar berbasis TIK untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap desain, pendidik mengidentifikasi materi dan sumber daya yang akan dibutuhkan, merancang kegiatan pembelajaran, menentukan bagaimana cara mengukur prestasi belajar peserta didik.
Hasil akhir dari tahap desain adalah sebuah cetak biru (blueprint) atau storyboard pembelajaran berbasis TIK.
Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan, pendidik adalah pencipta. Pendidik membuat dan menyusun materi pembelajaran sesuai dengan rancangan atau storyboard yang telah dibuat pada tahap desain. Sumber daya yang diperlukan seperti audio, video, grafis dan multimedia lainnya mulai dikemas dalam sebuah bahan ajar. Pada tahap ini pula dilakukan ujicoba bahan ajar yang telah dibuat kepada beberapa peserta didik untuk memperoleh umpan balik dari mereka.
Hasil akhir dari tahap pengembangan ini adalah sebuah bahan ajar berbasis TIK.
Tahap Implementation (Pelaksanaan)
Pada tahap pelaksanaan, pendidik adalah fasilitator pembelajaran. Pendidik melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, membantu peserta didik belajar, menilai penampilan mereka, dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar. Pada tahap ini pendidik membimbing peserta didik bagaimana menggunakan teknologi yang dipakai. Perlu dipastikan bahwa pada tahap ini semua teknologi yang dipakai harus dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tahap pelaksanaan ini bisa juga dikatakan sebagai tahap evaluasi dari tahap perencanaan. Pendidik perlu mencatat apa saja yang meningkatkan pembelajaran dan apa saja yang menghambat pembelajaran peserta didik dari bahan ajar yang telah dibuat.
Hasil akhir dari tahap pelaksanaan adalah tentu saja terjadinya proses pembelajaran berbasis TIK yang efektif di dalam maupun di luar ruangan kelas.
Tahap Evaluation (Evaluasi)
Pada tahap ini pendidik merefleksikan dan merevisi apa yang telah dilakukan mulai dari tahap analisis, desain, pengembangan, dan pelaksanaan. Jika terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, maka perlu diidentifikasi untuk kemudian disempurnakan. Terdapat dua bentuk evaluasi yakni evaluasi formatif, yang dilakukan pada masing-masing tahapan, serta evaluasi summatif untuk mengukur sampai seberapa jauh peserta didik mampu belajar dari bahan ajar berbasis TIK serta memperoleh umpan balik dari peserta didik.
Hasil akhir dari tahap ini adalah laporan evaluasi dan revisi dari masing-masing tahap untuk digunakan sebagai acuan revisi masing-masing tahapan serta umpan balik secara keseluruhan dari bahan ajar yang telah dibuat.
addie
Pada gambar di atas terlihat bahwa hasil dari tahap evaluasi dipakai untuk merevisi tahap-tahap sebelumnya. Setiap perpindahan tahapan, dapat pula dilakukan penyesuaian untuk tahap sebelumnya. Desain instruksional merupakan proses dinamis yang dapat berubah-ubah sesuai dengan informasi dan evaluasi yang diterima. Semua perubahan yang dilakukan memiliki satu tujuan, yakni meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

Referensi:
Carliner, S., Ribeiro, O., & Boyd, G. (In press). Educational technology. In N.J. Salkind, (Ed.), Encyclopedia of educational psychology. Newbury Park, CA: Sage.
http://en.wikipedia.org/wiki/ADDIE_Model

Sumber : http://www.dbe3elearning.net/

No comments:

Post a Comment