Masih
teringat di kepala bagaimana dulu jurusan pertanian gampang sekali
mencari mahasiswa. Kemudian meningkatnya bisnis minyak yang berimplikasi
ke kesejahteraan pegawai perusahaan minyak membawa motivasi anak muda
ke jurusan perminyakan dan pertambangan. Tidak berakhir sampai disitu,
trend beralih lagi ke teknik elektro dan teknik mesin. Perubahan trend
berlanjut lagi karena sejak sekitar tahun 1995, terjadi perubahan besar
minat mahasiwa ke jurusan computing (komputer), baik jurusan teknik
informatika, sistem informasi maupun ilmu komputer. Jurusan komputer
termasuk yang fenomenal karena boomingnya sangat (terlalu) besar. Bahkan
ada universitas yang bisa menampung jurusan teknik informatika sampai
2000 mahasiswa per tahun, alias lebih dari 20 kelas per angkatan. Apakah
single majority ini akan terus bertahan. Menurut saya kok sudah ada
tanda tanda mau berubah
Saya sebagai computer scientist tentu secara personal
berharap jurusan computing ini terus booming, ya supaya “nggedabrusan”
saya juga bisa laku … hehehe. Tapi kenyataan dunia tidak selamanya akan
mengikuti kehendak hati kita. Saya justru melihat bahwa pelan tapi pasti
sudah mulai ada pergeseran trend dari computing ke bidang lain. Saya
lihat yang menjadi alternatif saat ini adalah di jurusan desain, dan
bukan desain yang murni ke seni rupa (otak kanan), tapi yang
menggabungkan aspek teknologi (otak kiri) ke dalam desain.
Perkembangan
produk multimedia untuk game, animasi dan kartun saat ini terpecah
menjadi dua madzab besar. Madzab yang pertama adalah yang mengandalkan
kekuatan karakter dan kedalaman cerita sebagai faktor terpenting, ini
diwakili oleh Jepang. Madzab kedua yang berorientasi ke teknologi,
kedigdayaan alat, dan pemakaian 3D yang semakin halus dan sempurna, ini
diwakili oleh Amerika. Kalau Jepang punya Miyazaki Cartoon, Amerika
punya Pixar yang telah melegenda. Dulu jurusan desain di seni rupa, dan
bidang computer graphics di computer science hanya bergerak sampai
disini. Dan sekarang, creative industry pelan tapi pasti bergeser dari
masalah toy problems ke arah permasalahan yang lebih riil, baik untuk
memberi solusi masalah entertainment, pendidikan dan bisnis.
Majalah business week cukup tajam membaca trend ini.
Edisi November 2007 lalu mengupas bagaimana lulusan jurusan dan sekolah
desain ini mulai banyak dicari oleh perusahaan perusahaan besar di
Amerika. Intinya, banyak perusahaan melakukan pergeseran paradigma,
dimana masalah “pengelolaan demi efisiensi” yang menjadi fokus lulusan
sekolah teknik dan bisnis tidak terlalu relevan lagi. Mereka lebih
memerlukan lulusan memberi solusi “bagaimana memaksimalkan peluang”.
Sekolah desain ternyata lebih bisa membentuk generasi baru manajer yang
lebih kreatif dan inovatif, dan bahkan kadang-kadang memiliki pemikiran
cerdas yang “out of the box”. Perusahaan besar seperti Renault, Boeing,
Levi Strauss, Estee Lauder, Ford dan Steelcase sudah membuktikan bahwa
terjadi perkembangan perusahaan yang signifikan setelah mereka mencoba
merekrut SDM yang memiliki latar belakang desain. Dari sinilah
bergeseran dimulai. Intinya adalah bagaimana menggabungkan orang teknik,
orang bisnis dan orang desain ini supaya bisa bekerjasama dan
memberikan solusi masa depan dengan lebih baik.
Royal College of Art bekerjasama dengan Tanaka
Business School dan sekolah teknik Imperial College London mulai membuat
program studi baru berhubungan dengan ini. Carnegie Mellon University
malah mencoba menggabungkan mahasiswa desain, teknik dan bisnis dalam
satu tim untuk mengerjakan beberapa project. Rotman School of
Management, Universitas Toronto juga mencoba menggandengkan mahasiswa
MBA dengan mahasiswa desain dalam kelas-kelas pengembangan produk.
Richard Boyko, pemimpin program pascasarjana periklanan di Virginia
Commonwealth University meluncurkan program pascasarjana baru bernama
“manajemen merek kreatif”, yang diharapkan menjadi MBA alternatif bagi
yang tertarik menjadi chief marketing officer atau account manager.
Richard Boyko berkomentar bahwa pebisnis adalah orang-orang yang
ibaratnya hanya berurusan dengan uang tapi mereka tidak dilatih untuk
memperhatikan konten kreatif. Institute of Design di Illinois Institute
of Technology juga menawarkan program master bisnis dan desain baru
khususnya dalam masalah manajemen lingkungan hidup.
Bagaimana dengan Asia? Shih Chien University dan
National Cheng Kung University di Taiwan, National Institute of Design
di India, Tsinghua University di China, Hongkong Polytechnic mulai
bergerak membangun jurusan atau sekolah yang diberi nama “manajemen
kreatifitas”.
Gimana Universitas di Indonesia? Adakah yang tertarik membuat program gabungan teknik, bisnis dan desain ini?
Biasanya Universitas di Indonesia lebih memilih menjadi safety player,
wait and see dulu baru setelah booming nanti ngikut … hehehe.
BTW, paling tidak langkah yang dilakukan teman-teman
di poros barat (ITB) dan poros timur (ITS) yang mulai membangun
konsentrasi dan jurusan game technology dengan perpaduan aspek
technical dan design cukup menarik. Saya sedang membantu teman-teman di
Semarang untuk mencoba mencreate program serupa di poros tengah. Kita
tunggu tanggal mainnya
Tetap dalam perdjoeangan …
Sumber : http://romisatriawahono.net/2007/12/03/beralihnya-trend-ke-jurusan-desain/
1 comment:
Bagaimana Pak Apakah Bapak Berminat Dengan Web Saya Kalau Nggak gpp Kalau Minat email Lagi
Post a Comment