Waktu saya SMA (sekarang SMU ya ?), di depan teman-teman sekelas saya sering berlaga seolah-olah sedang mengambil gambar/ shooting. Wah….pasti mau jadi cameraman ya ?, komentar teman-teman saat itu. Mungkin malaikat ikut meng-amini, sehingga lima tahun kemudian saya merasakan jadi seorang kameramen. Jadi kali ini bergaya dengan kamera beneran. Menjadi seorang kameramen (benarnya : kamerawan atau penata kamera) sebetulnya tidak terlalu sulit.
Benar, banyak teori photographi yang harus dimiliki. Akan tetapi, dengan sering latihan saya yakin andapun bisa menjadi seorang kameramen. Bahkan kameramen profesional sekalipun ! Diantara profesi yg berhubungan dengan kamera (video/film) antara lain,
asisten penata kamera, penata kamera, dan penata photographi (director of photograhy). Karena jenis acara banyak sekali, biasanya kameramen memiliki spesialisasi. Ada kameramen dokumenter, talkshow, musik, dan tentu saja ada kameramen berita. Di stasiun televisi, setidaknya ada 2 departemen besar, departemen news & affair dan departemen program (drama & non drama). Dan kameramen berita adalah di bawah departemen news & affair. Di berbagai spesialisasi kameramen tadi, kameramen berita adalah yang paling simpel. Terkadang seorang kameramen berita “diperbolehkan” melanggar kaidah-kaidah teori photographi yang berlaku. Hal ini biasanya karena ada sikon tertentu yg menyebabkan seorang kameramen berita tidak bisa optimal. Namun, kalau saran saya seoptimal mungkin kaidah-kaidah (standard operation/SOP) tersebut bisa dilakukan. Kameramen berita di bagi menjadi dua, kameramen di studio menggunakan kamera studio dan kameramen lapangan atau liputan menggunakan kamera video liputan.
Bagaimana seorang kameramen berita bekerja ? Tidak seperti pada pembuatan acara televisi lainnya, untuk liputan berita ke lapangan tidak perlu kru dg jumlah yang banyak. Seorang kameramen hanya ditemani seorang reporter saja. Produser berita memberikan tugas pada tim liputan berita untuk meliput berita yang diinginkan. Kameramen dan reporter menuju lokasi kejadian. Kameramen meliput momen yang terjadi, kalau bisa memenuhi kaidah 5 W + 1 H (who, what, when, where, why, + how). Atas permintaan reporter biasanya kameramen juga mengambil beberapa gambar yang dipandang perlu. Tidak seperti acara lain dimana pengambilan gambar/shooting dilakukan sesuai nazca dan pengarahan sutradara, pada acara berita seorang kameramen harus memiliki inisiatif tinggi dalam setiap pengambilan gambar. Kalau bisa gambar-gambar yang terekam harus edit on camera, hal ini untuk memudahkan dalam pengerjaan paska produksi. Untuk liputan live atau langsung, seminimal mungkin tidak ada kesalahan dalam pengambilan gambar, tentu saja karena dalam siaran langsung tidak bisa retake/diulang. Bekerjasama dg reporter, seorang kameramen harus jeli agar berita yang diliput memiliki nilai lebih. Koordinasi di lapangan juga harus terjaga apalagi terkadang di lapangan sering terjadi rebutan dalam pengambilan gambar. Membuat sudut pandang atau angle yang baik adalah hal utama juga kestabilan dalam handheld kamera. Beradaptasi dengan sikon Sepertinya hal ini sepele, namun hemat saya hal ini sangat penting. Terkadang banyak situasi yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Jika kita tidak bisa berdapatasi dengan situasi tsb bisa berakibat buruk. Pada liputan perang sebagai contoh, kalau kita tidak pintar untuk memilih lokasi maka tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Bekerja dengan cepat Cepat, akurat, dan terpercaya. Demikian motto Liputan 6 SCTV. Seorang kameramen wajib berkerja cepat. Kenapa ? karena nilai berita harus selalu hangat. Jika tidak maka berita liputan yang kita dapatkan jadi basi, keduluan oleh liputan lainnya. Bagaimana kameramen bisa bekerja cepat ? Walaupun dalan liputan berita biasanya tidak banyak persiapan yang dibutuhkan, tapi seorang kameramen berita harus sudah memiliki konsep liputan yang akan dilakukan atau nilai berita apa yang ingin disampaikan.
Memahami peralatan Paham dengan peralatan, terutama kamera, adalah point yang penting sekali. Banyak jenis kamera dengan format beraneka ragam memiliki karakteristik berbeda. Seorang kameramen harus paham betul fungsi semua kontrol di kamera. Tentu tidak lucu kalau kameramen kehilangan momen berita penting gara-gara kameramen tersebut susah untuk memfokus kamera atau membuka/menutup iris.(kuliahbroadcast.wordpress.com)
No comments:
Post a Comment